Pangeran Dracula dan kutukannya VAMPIR
Pangeran Dracula menghukum parasit masyarakatnya, para pengemis dan vabagundos, dengan sangat kejam dan kejam untuk memberi contoh kepada seluruh penduduk agar mereka bekerja keras dan mematuhi peraturannya. Ada contoh terkenal tentang ini, seperti yang ditunjukkan versi Rumania: Setelah meminta orang tua, orang sakit, orang lumpuh, orang miskin, orang buta, dan vaba-detik untuk menampilkan diri mereka di ruang makan besar di Tirgoviste, Dracula memerintahkan persiapan pesta untuk mereka. Pada hari yang ditentukan, Tirgoviste berderit karena beban sejumlah besar pengemis yang datang. Pelayan Pangeran membagikan pakaian kepada masing-masing, dan membawa mereka ke sebuah rumah besar tempat meja diatur. Para pengemis kagum pada kemurahan hati Pangeran, dan berkomentar di antara mereka sendiri, "Isyarat dari Pangeran." Kemudian makanan dimulai. Dan menurut mereka apa yang mereka lihat di hadapan mereka: makanan seperti yang bisa ditemukan di meja Pangeran sendiri, anggur dan makanan lezat yang paling lezat. Para pengemis mengadakan pesta yang menjadi legendaris. Mereka makan dan minum dengan rakus. Sebagian besar mabuk. Ketika mereka kehilangan komunikasi satu sama lain, dan menjadi tidak koheren, mereka tiba-tiba dihadapkan dengan api dan asap di mana-mana. Pangeran telah memerintahkan pelayannya untuk membakar rumah. Para pengemis itu lari ke pintu, tapi mereka terkunci. Api terus berlanjut. Api membubung tinggi seperti naga yang menyala. Jeritan, jeritan dan erangan datang dari bibir orang miskin yang dikurung. Tapi mengapa api bisa digerakkan oleh doa manusia? Mereka jatuh satu sama lain. Mereka saling berpelukan. Mereka mencari bantuan, tetapi tidak ada telinga manusia yang tersisa untuk mendengar mereka. Mereka mulai menggeliat dalam siksaan api yang menghancurkan mereka.
Api memadamkan beberapa, yang lain menjadi abu oleh bara api. Ketika api itu secara alami padam, tidak ada jejak jiwa yang hidup.
Begitu besar rasa takut akan penyulaan sehingga perampokan dan kejahatan lainnya benar-benar lenyap dari seluruh kerajaan Dracula. Bukan karena kebajikan pangeran Machiavellian, melainkan pikirannya yang tersiksa yang memaksakan perintah ini. Ingatan akan kekejamannya tetap ada dalam dongeng cerita rakyat Rumania.
Setelah kematian Dracula yang belum terselesaikan, cerita tentang karismanya yang kejam disebarkan oleh para biksu yang melakukan perjalanan dari Rumania ke provinsi Jerman dan Austria. Para pemimpin militer meniru beberapa teknik prajuritnya, berharap berhasil dalam memerangi Turki. Sifatnya yang haus darah menjadi subjek cerita horor pertama yang diterbitkan di Eropa Tengah abad ke-15.
